Rabu, 15 Januari 2014

Long Journey to be in Australia - A Scholarship Hunter's Story




Setelah menyelesaikan semua berkas-berkas yang dipersyaratkan untuk berangkat melanjutkan studi di Australia termasuk kontrak beasiswa, Admission Letter, Rent House dan lainnya nah kini saya harus menyempatkan diri berpamitan dengan keluarga inti saya di kampung halaman tercinta di Kampung Tengah, Soni, Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah dan keluarga saya di Palu, teman di kantor, teman sepermainan. Setelah sibuk memenuhi check list to do sebelum berangkat ke negeri kangguru akhirnya selesai juga.


Dan berangkatlah saya ke Jakarta 6 Januari 2014 walaupun tanggal keberangkatan saya ke Adelaide tanggal 13 Jan 2014 namun saya berangkat lebih awal untuk silaturahmi dengan keluarga di Jakarta.

Rasanya sulit saya mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga di Indonesia. Meski banyak yang bilang yang lajang tidak banyak beban meninggalkan keluarga namun  pada akhirnya berat rasanya meninggalkan rumah. Inilah bagian tersulit meninggalkan keluarga selama dua tahun masa study di Australia.

Here I am Jakarta!
Tanggal 6 Januari 2014 saya tiba di Bandara Soeta sekitar pukul 21.00 dikarenakan pesawat Garuda telat dan saya sampai di kosan teman di Kampung Melayu pukul 23.30. What a tiring journey!

Tanggal 7 Januari 2014 saya manfaatkan untuk istirahat tidur sepuasnya, setelah sholat dzuhur saya ke daerah Kwitang menukar uang rupiah ke mata uang Dollar Australia, dilanjutkan belanja buku dan pakaian dan berakhir nonton di XXI, 99 Cahaya Langit Eropa. Film ini sebagai bekal saya untuk menjalani hidup di negera orang.

Tanggal 8 Januari 2014 ke Tangerang ketemu keluarga yang kerja di Tangerang. Dulu waktu saya bekerja di Kemlu sering main ke Tangerang.

Tanggal 9 Januari 2014 saya ke Pasar Pagi Mangga Dua membeli perlengkapan untuk ke Aussie, selanjutnya saya ke rumah pnakan di Jagakarsa, Gandaria.

10 Jan 2014 hari ini judulnya bersenang-senang untuk diri sendiri dimulai dengan Jumatan di Cikini dilanjutkan nonton Soekarno dan Tenggelamnya Kapal Vander Wijk di XXI Metropole sampai akhirnya saya pulang sesudah magrib. Saya sholat magrib di musolla Universitas Bung Karno.


11 Januari 2014 akhirnya saya kembali bereuni dengan teman seperjuangan saya belajar di I/A/L/F Jakarta, supporter saya dalam mengejar beasiswa dan teman curhat segala keluh kesah beasiswa saya. Yah namanya Novie Leman. Kami janjian ketemu di Mall Taman Anggrek. Kami bereuni ria dan saling berbagi cerita selama ini. Puas sudah melepas rindu saya ke Pejaten Village ketemu Kakak saya.

12 Januari 2014 ke rumah ponakan di Bekasi dan hari itu hujan deras sekali dan Bintara daerah rumah ponakan ini mulai digenangi air saat saya meninggalkan daerah tersebut. Saya menunggu ojek dan tidak ada pula akhirnya di tengah derasnya hujan saya menerobos dan mencari angkot karena malam itu saya harus pulang ke Kampung Melayu untuk packing karena besok akan berangkat.   Alhamdulillah dengan berhujan-hujan menuju stasiun cakung menuju stasiun Jatinegara saya melanjutkan perjalanan malam itu. Basah kuyup sambil perjalanan malam itu di keretapun basah lantainya dan dingin pula karena AC. Sepertinya hari itu Jakarta pertanda banjir.


Malam itu saya tiba di kosan teman di kampung melayu dan packing dan istirahat untuk persiapan besok. Memang benar beberapa titik di Jakarta saat itu sudah tergenang banjir. Besok paginya listrik padam dan beberapa baju saya masih basah karena Minggu pagi saya mencuci dan sampai sekarang banjir.

Saya keluar ke depan untuk mencari beberapa item keperluan untuk kebutuhan ke Australia dan kabal sambungan yang saya butuhkan tidak ada di Alfa Mart. Itupun Alfamart buka setengah pintu saja karena lampu padam dan hanya memakai cara manual bayarnya dan menggunakan kalkulator lalu dicatat satu persatu.  Sepertinya saya harus berangkat cepat ke bandara hari itu karena beberapa ruas jalan sudah karena banjir. Bagian belakang masjid di Kampung Melayu sudah ditutup. Kasian sekali rasanya melihat keadaan seperti itu.

Setelah sholat dzuhur saya berangkat ke Bandara dari Kampung Melayu naik taksi menuju Gambir untuk mengambil Damri. Tiba di Bandara bertemu teman-teman awardee AAS lainnya kami check in. Alhamdulillah barang saya cuma 22 kg padahal untuk pesawat Qantas limit bagasi 40 kg. Setelah check in masuk ruang tunggu. Tepat pukul 19.30 kami diminta untuk masuk ke dalam pesawat karena pesawat akan segera berangkat. Kali ini pesawat yang kami gunakan adalah pesawat Qantas benar-benar tepat waktu dan debar-debar meninggalkan Indonesia sudah mulai terasa. Dan jam dan detik yang ditunggu itu datang juga terbang ke Australia menuju Sydney di tanggal 13 Januari 2014.


ALHAMDULILLAH




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gerakan Donasi Penghafal Qur'an Yatim / Berprestasi

Bismillah THE VOLUNTEERS adalah komunitas yang bergerak dalam dunia Islam dan kemanusiaan. Kali ini kami memperkenalkan program kami khusus...