Merasa Lebih Nyaman sebagai 'cingkrangers' di Australia ketimbang di Indonesia
==========================================
Disebut sebagai kaum 'cingkrangers' dan 'jenggoters' membuat Arham merasa kadang sedih karena hal tersebut membuat sekat dan lebih sedihnya lagi justru hal tersebut dilakukan oleh orang terdekat entah di keluarga dan lingkungan kerja. Pria yang menyelesaikan pendidikan akhirnya di sebuah kampus di Australia dengan jurusan Master of Arts in Teaching English as a Second Language MA (TESOL) melalui beasiswa LPDP Batch 10 ini memaparkan uneg-unegnya.
Arham kini telah kembali ke Indonesia dan siap berbagi pengalamannya selama dua tahun di Australia tentang bagaimana perlakuan orang-orang di Australia dengan style cingkrangers dan jenggoters. Di Indonesia memang menurut Arham yang kesehariannya bekerja sebagai pengajar di International Education Centre (IEDUC) Bandung ada perasaan tak mengenakkan menjadi cingkrangers namun justru di negeri kangguru tidak ada yang pernah menyinggung dan mempermasalahkan hal tersebut dengan tampilannya.
Arham juga menambahkan di Australia orang tidak peduli dengan pilihan apa yang kita tampilkan. Most Aussie think that whatever you wear is your business, not mine and others's. Entah itu di lingkungan tetangga, sesama teman-teman dari Indonesia, teman sekampus, hingga dosen di Australia tidak pernah menunjukkan respon negatif dengan pilihannya menjadi cingkrangers dan jenggoters.
Di Indonesia Arham mengakui tantangannya menjadi berat sehingga sudah mulai terbiasa dengan perlakuan orang terhadap dirinya jadi baginya tak ada masalah.
Apakah ada ketakutan sebagai cingkrangers sebelum menjejakkan kaki di Negeri Kangguru?
Untuk hal ini Arham telah mencari informasi sebelum berangkat ke Australia dan dia memperoleh informasi dimana umumnya orang Australia tidak mempermasalahkan tampilan dan diperkuat bahwa menolak bersalaman dengan lawan jenis adalah hal umum di Australia dimana memang banyak mahasiswa Timur Tengah di Australia.
Ada saat Arham harus sedikit berjuang untuk menolak bersalaman ketika lawan jenis mengulurkan tangan dengan cara menolak dengan sopan dan senyum dan cukup meletakkan dua tangan di depan dada. Yah masyarakat Australia sudah terbiasa hidup dengan masyarakat multikultur tanpa memaksakan setiap orang harus sama.
Arham juga mengakui ada banyak sekali para cingkrangers di Australia sehingga dirinya merasa tetap menjadi cingkrangers bukanlah hal istimewa di negeri kangguru. Jadi Australia menunggu Anda para cingkrangers Indonesia 😇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar