Saya mengetahui Beasiswa Fulbright Master Program dari dosen
saya yang juga merupakan alumni Fulbright dan saya pernah sekali menghadiri Presentasi
Beasiswa dari AMINEF di Palu. Waktu itu saya meninggalkan presentasi beasiswa tersebut sebelum selesai dikarenakan syarat TOEFL saya waktu itu
belum cukup. Dimata saya beasiswa ini sangat bergengsi dan pastinya
kompetisinya sangat ketat. Sejak memulai berburu beasiswa saya tidak pernah
memasukkan Fulbright dalam daftar. Sudah tertulis mustahil dalam
otak saya.
Ide untuk melamar beasiswa Fulbright muncul saat diajak teman sekelas saya di IALF Jakarta. Melihat semua persyaratannya saya bisa memenuhinya. Dicoba saja dulu pikir saya hanya sekedar tes kemampuan. Saya menelpon lembaga tempat saya mengambil test TOEFL dan saya mendapatkan info kalau nilai saya cukup untuk melamar beasiswa Fulbright.
Akhirnya saya balik ke kost lalu saya selesaikan isian beasiswa Fulbright. Hal ini tidak ada dalam aturan. Apa itu? Yaitu saya menulis di secarik kertas bahwa nilai TOEFL, FK Ijazah, FK Transkrip dan rekomendasi dari atasan akan menyusul. Kalau dipikir-pikir mana ada mungkin berkas saya diperhitungkan karena sebagian besar syarat malah belum terpenuhi dan berkas yang saya belum kumpulkan adalah yang utama.
Intinya, melamar beasiswa ini sungguh tidak dipersiapkan karena waktu yang juga mepet hanya dua hari sebelum deadline. Terus terang dalam mengisi formulir beasiswa ini saya hanya mengkopi paste dari isian beasiswa saya sebelumnya. Tidak ada banyak waktu untuk memikirkan isian dikarenakan waktu itu saya les IELTS di IALF Jakarta dan setiap pulang kelas ada banyak tugas. Ketika mengerjakannya banyak sekali isian dan sudah berfikir bagaimana bisa lulus ke tahap selanjutnya kalau hasil dari kopi paste saja.
Setelah Intensive IELTS Class di IALF Jakarta saya kembali ke Palu lalu saya kirimkan dokumen tambahan ke ke kantor AMINEF. Akhirnya kelar juga kewajiban itu dan setelahnya saya hampir tidak ingat lagi saya pernah mengumpulkan lamaran untuk beasiswa ini.
* * *
Tahun 2012, selain memasukkan lamaran beasiswa Fulbright, saya juga melamar beasiswa NZAID dan ADS. Ini mungkin salah satu strategi biar tidak terlalu bosan menunggu hasil satu beasiswa ada baiknya ketika selesai mengumpulkan berkas langsung cari lagi info beasiswa yang bisa dilamar. Biasanya kalau galau menunggu hasil beasiswa maka waktu rasanya lambat berjalan dan tiada hari tanpa mengecek email *pengalaman pribadi
Tahun 2012 merupakan tahun kedua saya mencoba peruntungan beasiswa. Setelah di tahun 2011 saya menargetkan untuk masuk tahap wawancara namun ternyata Allah berkata lain karena tak satupun beasiswa itu memberi 'tanda'.
Karena beasiswa program master tak kunjung ada yang lulus maka sambil menunggu waktu yang lama itu akhirnya saya coba beasiswa short course. Prinsip saya sederhana, kalau beasiswa S2 belum bisa saya taklukkan maka setidaknya beasiswa short course dulu. Setidaknya sertifikat TOEFL dan IELTS bisa dipakai.
India, sebuah beasiswa yang bernama ITEC, tepatnya Mei 2012 saya mengajukan aplikasi beasiswa melalui Konsulat India di Bali. Alhamdulillah semua lancar dari izin kantor sampai pengurusan di Konsulat India, Bali.
Tanggal 12 Juni 2012 program beasiswa dibawah naungan ITEC India dimulai. Sebelum berangkat ke India saya pastikan kelengkapan berkas beasiswa NZAID benar-benar lengkap. Beasiswa ini memang mendapat perhatian khusus sehingga saya menghubungi berkali-kali pihak officer NZAID untuk menanyakan kelengkapan berkas aplikasi. Khawatir gagal karena berkas tak lengkap.
Ingat juga kalau saya melamar beasiswa Fulbright untuk program Master jadi sebelum ke India saya menghubungi pihak AMINEF memastikan kelengkapan berkas saya. Staf AMINEFnya mengabarkan pengecekan berkas belum selesai dan dia menambahkan bahwa beasiswa ini sangat kompetitif. Terima kasih saya jawab sambil lesu dan berkata dalam hati. iya yah beasiswa ini kompetitif, CV dan isian saya juga tidak "menjual" sehingga tak ada sesuatupun yang menarik bagi pihak Fulbright. Nilai TOEFL pas pasan. Saya semakin yakin dan mantap melupakan beasiswa.
* * * *
Proses mengejar beasiswa ada saat-saat 'jenuh' dan tidak dimengerti apakah kita terlalu muluk untuk mengejar beasiswa dan mungkin harus belajar lebih realistis. Di suatu malam sunyi di kamar saya di Delhi setelah belajar dan menyelesaikan tugas saya membuka berkas aplikasi beasiswa dan Teringat perjuangan melamar beasiswa yang sudah masuk tahun kedua namun tidak memberikan tanda di mata saya. Malam itu saya berdoa. Ya Allah sudah banyak aplikasi beasiswa yang saya kirimkan, jangan sampai saya menjadi terobsesi dengan beasiswa-beasiswa ini padahal bukan takdir saya disana. Entah kenapa malam itu saya meminta kepastian dari Allah apakah saya masih pantas untuk berharap beasiswa S2 ke luar negeri. Ya Allah beri aku tanda apakah hamba ini masih pantas untuk berjuang. Saya juga kadang lelah dengan mimpi saya ke luar negeri untuk sekolah, belajar Bahasa Inggris, memenuhi dokumen beasiswa, meninggalkan kantor karena kelengkapan berkas, dan karir 'acak-acakan'.
* * *
DAN KEAJAIBAN ITU DATANG. saat kelas kami sedang istirahat siang dan biasanya kalau pada istirahat siswa-siswa langsung ada yang ke toilet ada yang beli makanan ada pula yang memilih menikmati internetan karena fasilitas internet hanya bisa digunakan saat break. Ada sebuah email masuk dengan subjek: 2013 Fulbright Master's Degree Program Interview Notification
July 10, 2012
Mr. Khairullah Hi Abd Razak
Palu
Dear Mr. Khairullah Abd Razak,
I am pleased to inform you that the AMINEF selection committee has finished their review of the Fulbright Master of Science and Technology Program applications and will consider you for an interview and that tentatively is scheduled to be conducted in Makassar on July 26
Since you reside outside of Makassar, AMINEF staff will contact you regarding travel arrangement and accommodation. You will receive domestic flight tickets from us. Please kindly inform us the city that you are currently living and the nearest airport for flight reservation arrangement.
Official letter of invitation for the interview including the confirmed schedule will be sent to you later after we receive your confirmation. You can send your confirmation to attend this interview via email to AMINEF staff at theresia@aminef.or.id, rianti@aminef.or.id, and mita@aminef.or.id
Should you have any further question, please do not hesitate to contact us at 021-5296-1977/1966 ext. 201/212.
==============================
==============================
Indonesian Fulbright Program Team
American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF)
CIMB Niaga Plaza
3rd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Jakarta 12920
Disclaimer: This is an e-mail from AMINEF intended solely for the named addresse(s). It is confidential and may contain legally privileged information. Therefore, any unauthorized use, disclosure or copying of this information is strictly prohibited. AMINEF does not accept liability for any email loss or files damage.
================== * * * =============================
saat pertama membaca email ini saya pikir mungkin email notifikasi yang ujung-ujungnya menyatakan terima kasih Anda sudah berpartisipasi namun sayang sekali kali ini kompetisi sangat ketat sehingga Anda belum lulus tapi semakin saya membaca makin mengenakkan isinya. Bener-benar tidak percaya, periksa kembali lagi ini dari Fulbright kan? yang kata orang susah dan kompetitif, saya bisa sampai wawancara?
Ada dilema disana:
pertama: Jadwal interview bertepatan dengan Tour ke Agra, Taj Mahal. Nah ke India kalau tidak ke Taj Mahal, apa kata dunia;
kedua: kalau saya pulang ke Indonesia program beasiswa ITEC tidak selesai kemungkinan dapat denda;
ketiga: Kalau pulang ke Indo sebelum waktunya saya akan disuruh bayar tiket sendiri.
Akhirnya, setelah diskusi sama teman semeja dia menyarankan untuk bertemu koordinator beasiswa ITEC. Jangan pikir mundur dulu maksimalkan usaha, kata teman saya dari Kyrgiztan. Tanpa tunggu waktu lama saya langsung menghadap Mbak Sonia koordiantor beasiswa ITEC, Mbak Sonia menyimak rangkaian cerita. Makin lama kayaknya Sonia menebak kalau saya akan pulang sebelum beasiswa berakhir secara dia masih 'trauma' ngurusin siswa pulang sebelum waktunya. Waktu itu salah satu siswa juga pulang ke negaranya dan ditambah lagi saya akan menyusul. Tapi saya tutup pembicaraan saya ke Sonia kalaupun saya harus mundur saya minta Sonia mengirim email ke AMINEF biar saya tidak dapat sanksi blacklist.
Usahapun dilakukan, saya mengirim email ke pihak fulbright sesuai kontak email yang diberikan namun beberapa hari ditunggu tak ada balasan. Akhirnya saya chat sama teman yang sudah di US penerima Fulbright Master Program juga dan dia memberikan alamat email pihak yang bisa dihubungi. Maka saya mengirim email permohonan yang intinya:
1. Dibelikan tiket dari Pihak AMINEF dari New Delhi - Jakarta round trip (ini kayaknya sulit dipenuhi rul)
2. Meminta interview diadakan di US Embassy di New Delhi karena di New Delhi memiliki perwakilan Fulbright
3. Interview buat saya dijadwalkan paling terakhir di bulan Agustus.
Balasan atas permintaan tersebut semua ditolak dengan jawaban kira-kira seperti ini Once you fail attending the interview you withdraw from the process and you may apply next year.
Sayapun mengambil hikmanya, apa yang ada di tangan saat ini itulah rejeki. Saya harus menyelesaikan dulu beasiswa short course 3 bulan ini dan berharap akan ada kabar baik dari NZAID dan ADS setelah pulang ke Indonesia AMIN. Mungkin seperti yang saya minta kan? saya hanya minta pertanda sama Allah, nah Email dari Fulbright sudah pertanda sehingga saya masih layak berjuang untuk mimpi kuliah di luar negeri....
Pulang ke Indonesia saya iseng menelpon ke AMINEF menanyakan proses beasiswa Fulbright master program. Dari keterangan AMINEF Officer bahwa ada sekitar 500an lamaran yang masuk dan yang terpanggil wawanara 30 orang untuk menyeleksi 15 orang yang akan menerima beasiswa ke US. Kesempatan itu hilang dan saya termasuk yang 30 orang itu. #Belajar Ikhlas.
*Tulisan ini saya peruntukkan untuk mencatat memori tercecer saat mencari beasiswa semoga bermanfaat.
Ide untuk melamar beasiswa Fulbright muncul saat diajak teman sekelas saya di IALF Jakarta. Melihat semua persyaratannya saya bisa memenuhinya. Dicoba saja dulu pikir saya hanya sekedar tes kemampuan. Saya menelpon lembaga tempat saya mengambil test TOEFL dan saya mendapatkan info kalau nilai saya cukup untuk melamar beasiswa Fulbright.
Akhirnya saya balik ke kost lalu saya selesaikan isian beasiswa Fulbright. Hal ini tidak ada dalam aturan. Apa itu? Yaitu saya menulis di secarik kertas bahwa nilai TOEFL, FK Ijazah, FK Transkrip dan rekomendasi dari atasan akan menyusul. Kalau dipikir-pikir mana ada mungkin berkas saya diperhitungkan karena sebagian besar syarat malah belum terpenuhi dan berkas yang saya belum kumpulkan adalah yang utama.
Intinya, melamar beasiswa ini sungguh tidak dipersiapkan karena waktu yang juga mepet hanya dua hari sebelum deadline. Terus terang dalam mengisi formulir beasiswa ini saya hanya mengkopi paste dari isian beasiswa saya sebelumnya. Tidak ada banyak waktu untuk memikirkan isian dikarenakan waktu itu saya les IELTS di IALF Jakarta dan setiap pulang kelas ada banyak tugas. Ketika mengerjakannya banyak sekali isian dan sudah berfikir bagaimana bisa lulus ke tahap selanjutnya kalau hasil dari kopi paste saja.
Setelah Intensive IELTS Class di IALF Jakarta saya kembali ke Palu lalu saya kirimkan dokumen tambahan ke ke kantor AMINEF. Akhirnya kelar juga kewajiban itu dan setelahnya saya hampir tidak ingat lagi saya pernah mengumpulkan lamaran untuk beasiswa ini.
* * *
Tahun 2012, selain memasukkan lamaran beasiswa Fulbright, saya juga melamar beasiswa NZAID dan ADS. Ini mungkin salah satu strategi biar tidak terlalu bosan menunggu hasil satu beasiswa ada baiknya ketika selesai mengumpulkan berkas langsung cari lagi info beasiswa yang bisa dilamar. Biasanya kalau galau menunggu hasil beasiswa maka waktu rasanya lambat berjalan dan tiada hari tanpa mengecek email *pengalaman pribadi
Tahun 2012 merupakan tahun kedua saya mencoba peruntungan beasiswa. Setelah di tahun 2011 saya menargetkan untuk masuk tahap wawancara namun ternyata Allah berkata lain karena tak satupun beasiswa itu memberi 'tanda'.
Karena beasiswa program master tak kunjung ada yang lulus maka sambil menunggu waktu yang lama itu akhirnya saya coba beasiswa short course. Prinsip saya sederhana, kalau beasiswa S2 belum bisa saya taklukkan maka setidaknya beasiswa short course dulu. Setidaknya sertifikat TOEFL dan IELTS bisa dipakai.
India, sebuah beasiswa yang bernama ITEC, tepatnya Mei 2012 saya mengajukan aplikasi beasiswa melalui Konsulat India di Bali. Alhamdulillah semua lancar dari izin kantor sampai pengurusan di Konsulat India, Bali.
Tanggal 12 Juni 2012 program beasiswa dibawah naungan ITEC India dimulai. Sebelum berangkat ke India saya pastikan kelengkapan berkas beasiswa NZAID benar-benar lengkap. Beasiswa ini memang mendapat perhatian khusus sehingga saya menghubungi berkali-kali pihak officer NZAID untuk menanyakan kelengkapan berkas aplikasi. Khawatir gagal karena berkas tak lengkap.
Ingat juga kalau saya melamar beasiswa Fulbright untuk program Master jadi sebelum ke India saya menghubungi pihak AMINEF memastikan kelengkapan berkas saya. Staf AMINEFnya mengabarkan pengecekan berkas belum selesai dan dia menambahkan bahwa beasiswa ini sangat kompetitif. Terima kasih saya jawab sambil lesu dan berkata dalam hati. iya yah beasiswa ini kompetitif, CV dan isian saya juga tidak "menjual" sehingga tak ada sesuatupun yang menarik bagi pihak Fulbright. Nilai TOEFL pas pasan. Saya semakin yakin dan mantap melupakan beasiswa.
* * * *
Proses mengejar beasiswa ada saat-saat 'jenuh' dan tidak dimengerti apakah kita terlalu muluk untuk mengejar beasiswa dan mungkin harus belajar lebih realistis. Di suatu malam sunyi di kamar saya di Delhi setelah belajar dan menyelesaikan tugas saya membuka berkas aplikasi beasiswa dan Teringat perjuangan melamar beasiswa yang sudah masuk tahun kedua namun tidak memberikan tanda di mata saya. Malam itu saya berdoa. Ya Allah sudah banyak aplikasi beasiswa yang saya kirimkan, jangan sampai saya menjadi terobsesi dengan beasiswa-beasiswa ini padahal bukan takdir saya disana. Entah kenapa malam itu saya meminta kepastian dari Allah apakah saya masih pantas untuk berharap beasiswa S2 ke luar negeri. Ya Allah beri aku tanda apakah hamba ini masih pantas untuk berjuang. Saya juga kadang lelah dengan mimpi saya ke luar negeri untuk sekolah, belajar Bahasa Inggris, memenuhi dokumen beasiswa, meninggalkan kantor karena kelengkapan berkas, dan karir 'acak-acakan'.
* * *
DAN KEAJAIBAN ITU DATANG. saat kelas kami sedang istirahat siang dan biasanya kalau pada istirahat siswa-siswa langsung ada yang ke toilet ada yang beli makanan ada pula yang memilih menikmati internetan karena fasilitas internet hanya bisa digunakan saat break. Ada sebuah email masuk dengan subjek: 2013 Fulbright Master's Degree Program Interview Notification
July 10, 2012
Mr. Khairullah Hi Abd Razak
Palu
Dear Mr. Khairullah Abd Razak,
I am pleased to inform you that the AMINEF selection committee has finished their review of the Fulbright Master of Science and Technology Program applications and will consider you for an interview and that tentatively is scheduled to be conducted in Makassar on July 26
Since you reside outside of Makassar, AMINEF staff will contact you regarding travel arrangement and accommodation. You will receive domestic flight tickets from us. Please kindly inform us the city that you are currently living and the nearest airport for flight reservation arrangement.
Official letter of invitation for the interview including the confirmed schedule will be sent to you later after we receive your confirmation. You can send your confirmation to attend this interview via email to AMINEF staff at theresia@aminef.or.id, rianti@aminef.or.id, and mita@aminef.or.id
Should you have any further question, please do not hesitate to contact us at 021-5296-1977/1966 ext. 201/212.
==============================
==============================
Indonesian Fulbright Program Team
American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF)
CIMB Niaga Plaza
3rd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Jakarta 12920
Disclaimer: This is an e-mail from AMINEF intended solely for the named addresse(s). It is confidential and may contain legally privileged information. Therefore, any unauthorized use, disclosure or copying of this information is strictly prohibited. AMINEF does not accept liability for any email loss or files damage.
================== * * * =============================
saat pertama membaca email ini saya pikir mungkin email notifikasi yang ujung-ujungnya menyatakan terima kasih Anda sudah berpartisipasi namun sayang sekali kali ini kompetisi sangat ketat sehingga Anda belum lulus tapi semakin saya membaca makin mengenakkan isinya. Bener-benar tidak percaya, periksa kembali lagi ini dari Fulbright kan? yang kata orang susah dan kompetitif, saya bisa sampai wawancara?
Ada dilema disana:
pertama: Jadwal interview bertepatan dengan Tour ke Agra, Taj Mahal. Nah ke India kalau tidak ke Taj Mahal, apa kata dunia;
kedua: kalau saya pulang ke Indonesia program beasiswa ITEC tidak selesai kemungkinan dapat denda;
ketiga: Kalau pulang ke Indo sebelum waktunya saya akan disuruh bayar tiket sendiri.
Akhirnya, setelah diskusi sama teman semeja dia menyarankan untuk bertemu koordinator beasiswa ITEC. Jangan pikir mundur dulu maksimalkan usaha, kata teman saya dari Kyrgiztan. Tanpa tunggu waktu lama saya langsung menghadap Mbak Sonia koordiantor beasiswa ITEC, Mbak Sonia menyimak rangkaian cerita. Makin lama kayaknya Sonia menebak kalau saya akan pulang sebelum beasiswa berakhir secara dia masih 'trauma' ngurusin siswa pulang sebelum waktunya. Waktu itu salah satu siswa juga pulang ke negaranya dan ditambah lagi saya akan menyusul. Tapi saya tutup pembicaraan saya ke Sonia kalaupun saya harus mundur saya minta Sonia mengirim email ke AMINEF biar saya tidak dapat sanksi blacklist.
Usahapun dilakukan, saya mengirim email ke pihak fulbright sesuai kontak email yang diberikan namun beberapa hari ditunggu tak ada balasan. Akhirnya saya chat sama teman yang sudah di US penerima Fulbright Master Program juga dan dia memberikan alamat email pihak yang bisa dihubungi. Maka saya mengirim email permohonan yang intinya:
1. Dibelikan tiket dari Pihak AMINEF dari New Delhi - Jakarta round trip (ini kayaknya sulit dipenuhi rul)
2. Meminta interview diadakan di US Embassy di New Delhi karena di New Delhi memiliki perwakilan Fulbright
3. Interview buat saya dijadwalkan paling terakhir di bulan Agustus.
Balasan atas permintaan tersebut semua ditolak dengan jawaban kira-kira seperti ini Once you fail attending the interview you withdraw from the process and you may apply next year.
Sayapun mengambil hikmanya, apa yang ada di tangan saat ini itulah rejeki. Saya harus menyelesaikan dulu beasiswa short course 3 bulan ini dan berharap akan ada kabar baik dari NZAID dan ADS setelah pulang ke Indonesia AMIN. Mungkin seperti yang saya minta kan? saya hanya minta pertanda sama Allah, nah Email dari Fulbright sudah pertanda sehingga saya masih layak berjuang untuk mimpi kuliah di luar negeri....
Pulang ke Indonesia saya iseng menelpon ke AMINEF menanyakan proses beasiswa Fulbright master program. Dari keterangan AMINEF Officer bahwa ada sekitar 500an lamaran yang masuk dan yang terpanggil wawanara 30 orang untuk menyeleksi 15 orang yang akan menerima beasiswa ke US. Kesempatan itu hilang dan saya termasuk yang 30 orang itu. #Belajar Ikhlas.
*Tulisan ini saya peruntukkan untuk mencatat memori tercecer saat mencari beasiswa semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar