Didiagnosis dengan gangguan Bipolar pada 2013 menjelang keberangkatan sekolah ke Australia karena adanya dorongan bunuh diri tanpa sebab di Pulau Dewata, Khairullah Herul Abdul Razak vokal menyuarakan perjuangannya hidup dengan depresi berat, gangguan mood swing berubah drastis dalam waktu singkat, dan kemauan untuk menyakiti diri sendiri.
Sebelum didiagnosis, Herul menghabiskan banyak waktunya dalam kesedihan, mengurung diri. Kadang, bahkan tak ada kemampuan untuk bangun dari tempat tidur.
Dalam beberapa kasus, diperlukan bertahun-tahun sebelum bipolar diidentifikasi dengan benar. Herul pun mengalaminya. Dalam masa beratnya sebelum didiagnosis, teman-teman dan keluarganya mengatakan bahwa ia hanya depresi, dan karena kekurangtahuan Herul dan orang-orang terdekat, fase manik tidak dikenali. Jutaan orang lain pun sama, tidak mengenali fase manik.
Dalam periode manik, Herul bisa tidak tidur hingga jam 2 pagi sambil menulis, banyak tulisan bisa dituliskannya dalam semalam. Pada fase ini, pikirannya tidak pernah diam. Ini adalah gejala umum bipolar disorder.
Setelah didiagnosis, Herul lega. Menyadari bahwa gangguan bipolar bisa diobati dan diterapi. Bahwa tidak ada yang salah dengan dirinya, emosi dan tindakannya juga adalah karena faktor ketidakseimbangan kimiawi otak,
Pemulihan tiap hari. Herul terus melangkah, memahami hidup dengan gangguan bipolar. Dibutuhkan sabar dan usaha yang berkelanjutan. Jiwa bukan mesin, yang bisa sehari diperbaiki.
"Saya sangat bersyukur atas hidup saya hari ini. Tidak mudah untuk selalu mengambil langkah positif setiap hari, tapi saya tahu saya harus tetap sehat.
Jika Anda sedang berjuang dengan kondisi kesehatan mental, Anda mungkin belum bisa melihat dengan jernih, tapi, Tolong jangan menyerah. Semua akan menjadi lebih baik. Anda berhak untuk dapatkan hal-hal baik, Dan banyak orang yang bisa menolong. Meminta pertolongan orang lain adalah tanda kekuatan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar