Adalah Ingrid Siahaan, perempuan asal Medan, penerima beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) tahun 2013 di Monash University dengan jurusan Stream International Public Health. Ingsie sapaan akrabnya menyelesaikan S1nya di jurusan Kedokteran Umum Universitas Brawijaya dan baru berhasil mendapatkan beasiswa ini pada percobaan kedua.
Mau tahu kira-kira apa yah sebab kegagalan di percobaan pertama kali?
Nah pada saat mengajukan lamaran ke AAS pertama kalinya Ingsie baru saja lulus kuliah dan belum ada pengalaman kerja. Nah sepertinya ini bisa jadi alasan gagalnya lulus beasiswa ini meskipun masuk wawancara. Ditambah lagi pada saat diwawancarai oleh panelis AAS dia kurang persiapan dan jawaban yang diberikan kurang memuaskan baginya.
Lalu apa yang dilakukan Ingsie pada usaha selanjutnya?
Untuk percobaan kedua dokter Ingrid sudah bekerja sebagai dokter PTT di pedalaman Papua. Tepatnya di Puskesmas Ubrub, Kabupaten Keerom tempat yang sangat terpencil dengan segala keterbatasan fasilitas seperti listrik, sinyal telepon dan sumber air. Sungguh sebuah tantangan luar biasa baginya yang berasal dari kota besar di Medan yang harus ditempatkan di sebuah puskesmas yang letaknya berbatasan dengan Papua New Guinea.
Namun usahanya tak mengkhianatinya….
Berbekal semangat yang diberikan oleh pewawancara dari Australia pada percobaan pertamanya yang menyatakan “If you haven’t succeed yet this time don’t be upset, you have to try again”. Ingrid pun memperbaiki kesalahannya dengan membuat target harus mencoba lagi dan mengaplikasikan gagasan-gasan yang ditulis dalam aplikasi beasiswanya.
Sebuah pesan dari dokter Ingrid
“Menulis essay yang konsisten dan realistis karena ide-ide besarnya saat percobaan pertama mungkin terlalu muluk-muluk mending ide-ide kecil namun nyata mampu kita terapkan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar