aku galau mas Herul? Jawaban akhirnya aku lulus ke Eropa...
Curhatan Pengejar Beasiswa
============================================
============================================
Seorang pelamar beasiswa ke Eropa mencurahkan perasaannya di nomor WA saya +8613255901135 saat saya lagi keriting dengan tugas di atas meja ini dengan sebuah pertanyaan:
"Mas Herul, kenapa rasa kesepian dan ditinggalkan bisa begitu gampang menyergap dan bagaimana cara mengatasinya ketika melihat teman-teman lainnya berkembang dan sukses disana sini dan saya masih disini".
=========
Saya menjawab bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan, hidup ini bukan dengan membandingkan orang lain, tapi belajar membandingkan diri ini dengan sebelumnya. Mungkin saya bisa seperti ini karena sudah sering di luar dan saya sudah lama meninggalkan pola ala mainstream orang Indonesia seperti itu.
Nah kita harus punya definisi sukses versi kita apa, lalu setiap kali galau balik lagi ke versi kita!
Nah kita harus punya definisi sukses versi kita apa, lalu setiap kali galau balik lagi ke versi kita!
Dan alhamdulillah saya lahir dari orang tua yang tidak mengukur sukses dari hal-hal duniawi. Justru hidup seperti ini membuat saya menjadi pengendali atas keputusan-keputusan hidup saya.
========
Dia bertanya pola seperti apakah itu yang banyak di Indonesia?
==========
Saya jawab orang indonesia sebagian besar menganggap sukses = sekolah yang baik, nilai yang baik, kerja kantoran, PNS, beranak pinak, menikah wah-wahan, punya mobil, rumah, anak lucu lucu, and DEAD, tapi pernah tidak berfikir tentang apa yang paling diinginkan dalam hidup ini?
3 tahun jadi diplomat saya tidak happy saya berhenti, sejak SMP saya sudah tidak tinggal di rumah orang tua merantau sekolah ke kota, sampai kuliah di luar negeri.
Saya mah tidak iri dengan teman yang dapat jabatan, mungkin kadang ada rasa itu tapi saya balik lagi bertanya ke diri sendiri DOES IT SOMETHING I REALLY WANT IN LIFE?
Kalau saya punya jabatan apakah saya bisa sebebas sekarang ini sekolah? Jadi selalu ada harga yang harus ditukar dari sebuah keputusan kita.
Saat ini saya bisa mengestimasi apa yang saya butuhkan, hanya butuh sekian sekian untuk uang kenapa saya maruk untuk pengen ini dan pengen itu semntara besok belem tentu masih bernafas.
Saat ini saya bisa mengestimasi apa yang saya butuhkan, hanya butuh sekian sekian untuk uang kenapa saya maruk untuk pengen ini dan pengen itu semntara besok belem tentu masih bernafas.
Saya sekolah setinggi mungkin sebisa saya menurutku bukan untuk sebuah gaji besar tapi bagi saya sekolah kebutuhan. Ada yang bilang ke saya "kasian yah alumni luar negeri kerjanya cuma segitu".
Yah bedalah, karena target hidup kita beda. Mungkin happines dia dengan mengumpulkan pundi-pundi dan saya tidak ngata-ngatain dia impian kamu tidak bagus tapi jangan dong ngatain impian gua kasian banget karena sebenarnya saya juga kasian sama kamu yah kamu karena KURANG PIKNIK.
======
Lalu mas kadang kalau apes saja down jika bertemu dengan temen-teman sekitar yang tidak bisa mengerti why do we take this kind of life "Pursuing higher dream but they may wait whether we finally get it or not"
====
Kadang kita harus memilih teman bukan yang sama impian dengan kita namun membiarkan kita dengan impian kita seperti saya dengan Maia Yurayan dengan impian Rumah Cincau dan Fadhila Hadisi Turillah dengan Rumah Pensil **** untuk Pendidikan.
Alhamdulillah, gadis ini yang sedang curhat sudah dinyatakan lulus ke Eropa kemarin. Dia tak sabar memamerkan ke saya fotonya berdiri tegak di depan kampusnya.
Selamat semoga barokah
Selamat semoga barokah